Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tepat guna dan bisa menyampaikan maksud atau gagasan kepada pendengar atau pembacanya.
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang menimbulkan kerancuan dan ketidakjelasan makna bagi pendengar atau pembacanya.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1. Kehematan kata
Hemat, tidak menuliskan kata yang bermakna sama, tidak bertele-tele, ringkas.
Contoh:
Para tamu-tamu duduk di kursi. ×
Perhatikan kata “para”.
Apa makna dari kata “para”?
Perhatikan kata “tamu-tamu”
Apa makna dari kata “tamu-tamu”?
Kata “para” menunjukkan banyak dan “tamu-tamu” juga menunjukkan tamu yang banyak.
Kita dapat menghilangkan salah satu.
Efektif:
Tamu-tamu duduk di kursi.
Para tamu duduk di kursi.
2. Kesepadanan struktur
a. pastikan kalimat mengandung unsur subjek dan predikat.
b. kata depan (preposisi) tidak berada di depan subjek
Salah : Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu.
Benar : Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu.
c. penggunaan konjungsi (kata hubung) di depan predikat dapat menjadi perluasan subjek
Salah : Dia yang pergi ke sekolah.
Benar : Dia pergi ke sekolah.
d. tidak bersubjek ganda
Salah : Adik demam sehingga adik dibawa ke dokter.
Benar : Adik deman sehingga dibawa ke dokter.
3. Kesejajaran bentuk
Imbuhan harus berbentuk sama.
Salah : Dita belajar membuang, memilah, dan pengolahan sampah.
Benar : Dita belajar membuang, memilah, dan mengolah sampah.
4. Ketegasan makna
Penegasan kalimat untuk kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya diikuti partikel lah atau pun.
Salah : Kamu sapulah lantai rumah agar bersih!
Benar : Sapulah lantai rumahmu agar bersih!
5. Kelogisan kalimat
Untuk menghindari kesan ambigu (bermakna lebih dari satu, sehingga kadang-kadang menimbulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan).
Contoh: Kucing makan tikus mati
Tentu bisa menimbulkan ketidakjelasan, yang mati tikus atau kucing?
Jika tikus yang mati maka bisa diubah menjadi,
Kucing makan tikus yang mati.
Jika kucing yang mati maka bisa diubah menjadi,
Kucing makan tikus lalu mati.
0 Komentar