Aksi Nyata 1.3 Visi Guru Penggerak

Visi Guru Penggerak

“Mewujudkan Merdeka Belajar dengan Pembelajaran yang Berpihak pada Murid”

Oleh Agus Wiji Utami

Calon Guru Penggerak Angkatan 2 Kab. Kebumen


A. Latar Belakang

        Menurut filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, seorang guru harus dapat menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Guru harus selalu berpedoman pada kepentingan dan kodrat anak, baik kodrat alam dan kodrat zaman agar dapat terbentuk profil pelajar Pancasila.

        Terwujudnya profil pelajar Pancasila pada murid dapat diawali dari visi sekolah yang berorientasi pada murid. Visi sekolah hendaknya disusun berdasarkan prinsip-prinsip utama psikologi dan suasana positif. Pendekatan tersebut disebut dengan Inkuiri Apresiatif (IA). IA merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan serta menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble & McGrath, 2016). 

        Penerapan IA di organisasi seperti sekolah untuk mewujudkan impian melalui visi dilakukan dengan pemetaan kekuatan terhadap komponen-komponen yang dimiliki. Selanjutnya penerapan IA melalui tahapan BAGJA yang meliputi buat pertanyaan utama (merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan apa yang diinginkan atau diimpikan), ambil pelajaran (mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di sekolah dan pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut), gali mimpi (menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di sekolah), jabarkan rencana (merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi), dan atur eksekusi (memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan).

        Visi penulis sebagai guru penggerak yaitu “Mewujudkan Merdeka Belajar dengan Pembelajaran yang Berpihak pada Murid”. Merdeka Belajar dengan memberikan kebebasan kepada murid tentang bagaimana dia belajar sehingga murid merasa bahagia saat belajar dan dapat menikmati prosesnya. Merdeka belajar tidak berarti guru memberikan kebebasan yang tidak terbatas kepada murid. Guru sebagai manajer dan fasilitator di kelas mengatur serta memfasilitasi kebebasan belajar tersebut. 

        Pada masa libur sekolah seperti saat ini (akhir Juni s.d. awal Juli 2021), kegiatan belajar mengajar di kelas nyata/maya memang tidak ada. Tetapi, proses belajar sesungguhnya tetap ada. Pembelajaran seperti keterampilan hidup (life skills) dapat selalu diajarkan di waktu kapanpun. Keterampilahn hidup merupakan kemampuan atau keberanian untuk menghadapi berbagai masalah dalam hidup. Dikutip dari https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/10-life-skill-penting-untuk-dikuasai-saat-ini, terdapat 10 life skills yang perlu dikuasai saat ini, yaitu mengenal diri sendiri, empati, berpikir kritis, berpikir kreatif, membuat keputusan, memecahkan masalah, relasi interpersonal, komunikasi yang efektif, mengatasi rasa stres, dan mengelola emosi. Berdasarkan hal tersebut, terdapat nilai yang sama dengan tujuan profil pelajar Pancasila yaitu berpikir kreatif. Oleh karena itu, penulis memberikan penugasan kepada siswa kelas IV SD Negeri Sidomulyo tahun ajaran 2021/2022 berupa pembelajaran keterampilan hidup dengan membuat kampanye untuk mematuhi protokol kesehatan secara kreatif. 


B. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan aksi nyata ini yaitu:

1. Memberikan pengalaman belajar keterampilan hidup yang berpihak pada murid.

2. Mewujudkan profil pelajar Pancasila aspek berpikir kreatif.

3. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.


C. Rencana Kegiatan Aksi Nyata

Rencana aksi nyata berdasarkan tahapan BAGJA:

1. Buat pertanyaan utama

Pertanyaan

a. Bagaimana pembelajaran keterampilan hidup saat pandemi?

b. Bagaimana meningkatkan kreativitas murid saat masa pandemi?

Tindakan yang perlu dilakukan  

a. Mencari informasi di jurnal/internet tentang keterampilan hidup

b. ATM (Amati Tiru Modifikasi) dari praktik baik rekan guru

2. Ambil pelajaran

Pertanyaan

a. Siapa yang pernah berhasil melaksanakan pembelajaran keterampilan hidup yang mampu meningkatkan kreativitas murid saat pandemi?

b. Bagaimana cara dia untuk melakukannya?

c. Keterampilan dan kompetensi apa saja yang sudah saya miliki untuk mendukung usaha perubahan?

Tindakan yang perlu dilakukan 

a. Mencari profil/ tokoh yang pernah berhasil/ berbagi praktik baik

b. Mencari tahu/ mencatat apa yang sudah dia lakukan untuk mencapai hasil

c. Membuat pemetaan kekuatan diri

3. Gali mimpi

Pertanyaan

a. Bagaimana proses pembelajaran keterampilan hidup yang dapat meningkatkan kreativitas murid?

b. Bagaimana perasaan murid dalam pembelajaran?

c. Bagaimana mengukur indikator kemajuan?

d. Bagaimana dampak dari pelibatan murid tersebut?

Tindakan yang perlu dilakukan

a. Membuat visi guru/ gambaran diri terkait pembelajaran keterampilan hidup yang dapat meningkatkan kreativitas murid

b. Membagikan visi tersebut kepada murid

c. Membuat kesepakatan kelas

d. Mengajak siswa melakukan evaluasi pengalamannya dilibatkan dalam menentukan proses pembelajaran

e. Mengajak siswa berefleksi setelah pembelajaran

4. Jabarkan rencana

Pertanyaan

a. Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan langkah?

b. Apa langkah kecil yang diperlukan?

Tindakan yang perlu dilakukan

a. Menentukan indikator kreativitas murid

b. Melakukan komunikasi intens dengan murid

5. Atur eksekusi

Pertanyaan

a. Kapan saya memulai untuk melangkah?

b. Siapa saja yang akan saya libatkan dalam rencana?

c. Apa saja peran mereka?

Tindakan yang perlu dilakukan

a. Membuat jadwal (disesuaikan dengan waktu pengumpulan tugas PGP pada akhir Juni/ awal Juli 2021)

b. Berkolaborasi dengan murid dan orang tua

c. Pembagian peran/ tugas yang jelas


D. Kegiatan Aksi Nyata

        Pembelajaran keterampilan hidup di masa pandemi saat ini, di mana terdapat varian baru Covid-19, maka dapat dilakukan dengan penugasan kepada murid untuk membuat karya sebagai kampanye/ ajakan untuk mematuhi protokol kesehatan. Karya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kreativitas murid. 

Bentuk kegiatan:

  1. Guru membuat perencanaan pembelajaran keterampilan hidup. Kemudian ditentukan dengan penugasan kepada murid untuk membuat karya sebagai kampanye/ ajakan untuk mematuhi protokol kesehatan 6M. Karya dapat berupa puisi, pantun, poster manual (di kertas gambar), poster digital (membuat gambar/ mengedit gambar di gawai), lagu/ nyanyian, video, komik, ataupun karya lainnya (guru memberikan kebebasan kepada murid untuk bentuk karya yang akan dikumpulkan).
  2. Guru memberikan penugasan melalui grup WhatsApp.

Gambar 1: Membuka pembelajaran

Gambar 2: Apersepsi pembelajaran

Gambar 3: Pendahuluan di kegiatan inti

Gambar 4: Kegiatan Inti

Gambar 5: Penyampaian materi/ konfirmasi jawaban murid

3. Murid menerima tugas, mengerjakan, dan mengirimkan tugas sesuai kesepakatan.

Gambar 6: Pemberian tugas/ misi untuk membuat karya

Gambar 7: Penjelasan tugas/ misi

Gambar 8: Membuat kesepakatan kelas untuk pengumpulan tugas

4. Murid bersama guru melakukan refleksi dan tindak kegiatan pembelajaran.

Gambar 9: Apresiasi terhadap karya murid

Gambar 10: Apresiasi terhadap karya murid

Gambar 11: Tindak lanjut kegiatan pembelajaran

Gambar 12: Contoh story karya murid di WA 

Gambar 13: Refleksi kegiatan pembelajaran

Gambar 14: Refleksi kegiatan pembelajaran

Gambar 15: Dokumentasi hasil karya murid sebagai kampanye pencegahan Covid-19

E. Refleksi

  1. Sampai batas waktu pengumpulan tugas, hanya 19 dari 23 murid (sebesar 83%) yang menyelesaikan misi/ mengumpulkan tugas.
  2. Murid membuat karya sesuai dengan minatnya (diberikan kebebasan dalam bentuk karya).

F. Kendala

  1. Pembelajaran dilakukan pada saat libur kenaikan kelas, sehingga beberapa murid terlambat dalam mengikuti pembelajaran melalui grup Whatsapp.

G. Rencana Perbaikan

  1. Meningkatkan komunikasi intens dengan murid ataupun orang tua terkait penugasan.
  2. Memberikan motivasi kepada murid dalam mengikuti pembelajaran.

H. Penutup

    Perumusan visi guru penggerak harus selalu berorientasi pada kepentingan murid. Pembelajaran pada kegiatan aksi nyata ini dapat dijadikan pengalaman positif bagi murid untuk meningkatkan keterampilan hidup, terutama sebagai kampanye/ ajakan mematuhi protokol kesehatan dan juga untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila aspek berpikir kreatif.


Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu